Kunjungan ke Kampung "Down Syndrome"
Kunjungan ke Kampung "Down Syndrome"
Kunjungan ke Kampung “Down Syndrome”

Man 2 Ponorogo | Kunjungan ke Kampung “Down Syndrome“, Ds. Krebet Kec. Balong, ialah desa yang terletak di sebelah barat Ponorogo yang terkenal akan warganya yang Tuna grahita. Hampir 80 warganya mengalami keterbelakangan mental atau IQ yang cukup rendah. Angka ini termasuk cukup besar jika di hitung dari 300 jumlah warganya. Mayoritas penduduk yang mengalami kekurangan ini berasal dari Keluarga yang kurang mampu. Hal inipun meruncing pada asupan gizi yang mereka dapat setiap hari. Karena faktor kemiskinanlah yang membuat mereka harus makan apa adanya, tetutama sebelum didirikannya KLB oleh para relawan. Selain faktor kemiskinan yang membuat mereka menjadi terbelakang, Faktor keturunanlah yang juga menjadi faktor utama.

Eko Mulyadi adalah aktor dibalik kemajuan desa tersebut saat ini. Beliau secara suka rela membagi pengetahuannya kepada para warga yang mengalami tuna grahita tersebut. Mulai dari bidang usaha, peternakan, perikanan hingga pertanian. Kurang lebih 10 tahun sudah perjuangan yang dilakukan untuk mebangkitkan desa tercinta. Semenjak beliau menjadi Kepala desa hampir seluruh perangkat desanya beliau terjunkan untuk membimbing para warga yang mengidap Tunagrahita.

Dalam proses pembimbingan dibuat kelompok-kelompok belajar, setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang sebagai murid dengan 1 pembimbing prifat. Sebelum adanya KLB ini, mereka hidup hanya tergantung terhadap bantuan sandang dan pangan dari warga sekitar yang notabene normal. Seperti halnya keluarga ibu Tukinem. Keluarga ini terdiri dari 3 orang yang semuanya adalah mengidap tunagrahita yaitu IQ-nya yang lemah. Dalam keluarga ini tak ada kepala keluarga hanya terdapat seorang nenek tua dengan kedua anaknya yang memiliki IQ rendah yang berumur sekitar 50-60 tahun. Sebelum ada KLB, keluarga ini hanya bergantung pada bantuan tetangga, tetapi setelah adanya KLB keluarga ini memiliki penghasilan sendiri. Di KLB mereka diajari untuk lebih produktif salah satunya membuat keset dari kain perca yang selanjutnya akan di jual. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, mereka diberi bantuan berupa bibit-bibit pohon utuk di tanam di halaman mereka dimana buahnya bisa mereka jual. Selain itu mereka juga diberi hewan ternak untuk mereka pelihara seperti ayam dan kambing. Di KLB juga ada kolam ikan lele sebagai penunjang pengembangangan kwalitas hidup mereka. Semua usaha ini merupakan usaha mandiri. Jika ditilik lebih lanjut, bantuan dari pemerintah sendiri masih sangat kurang. Bantuan hanya sebatas bantuan normal yang ditujukan bagi warga kurang mampu itupun masih belum merata. Padahal desa seperti Karang Patihan ini seharusnya ada perhatian khusus ditinjau dari kualitas penduduknya yang kurang karena masih banyaknya warga tunagrahita yang berlatar belakang ekonomi kurang mampu.

by : team web Mandapo
gambar : kompas.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.