Tour Bandung dan Kunjungan Kampus Universitas Padjajaran MAN 2 Ponorogo
Tour Bandung dan Kunjungan Kampus Universitas Padjajaran MAN 2 Ponorogo
Tour Bandung dan Kunjungan Kampus Universitas Padjajaran MAN 2 Ponorogo

manduaponorogo.sch.id | Tour Bandung dan Kunjungan Kampus Universitas Padjajaran MAN 2 Ponorogo. Kegiatan ini merupakan agenda rutin bagi kelas XI Program BP (Bina Prestasi) dan P4S 2 (Program 4 Semester) MAN 2 Ponorogo. Berangkat pada hari Selasa, 24 Oktober 2017 kemarin, rombongan ini melakukan perjalanan selama lima  hari include perjalanannya untuk mengeksplorasi  kota Bandung. Selain siswa-siswi kelas XI BP dan P4S 2, ikut pula Bapak Ibu Guru Pendamping dalam rombongan ini. Tetapi Bapak Kepala Madrasah kita Bapak Nasta’in tidak bisa turut serta dalam perjalanan ini dikarenakan ada urusan kantor. Perjalanan dimulai dari Ponorogo pukul 13.00 WIB menuju Stasiun Madiun. Perjalanan yang memakan waktu sekitar 12 jam dilalui siswa siswi dengan berselfie ria, menyanyi bersama, bersenda gurau, dan lain-lain. Sehingga keakraban dan kehangatan pun tercipta. Perlu diketahui para siswa per kelas juga diberi tugas untuk membuat video perjalanan selama di Bandung dan video paling menarik akan diberi rewards dari pengelola BP dan & P4S, selain itu dari biro travel Al-Marwah juga memberikan apresiasi bagi yang mengupload foto cerita perjalanannya selama di Bandung baik di account Instagram atau facebook dengan caption paling menarik disertakan tag IG dan FB Al-Marwah dengan batas waktu tiga hari ke depan setelah dimulainya perjalanan. Bagi yang memperoleh like diatas 150 akan diberi rewards berupa menginap di hotel bintang tiga di Yogyakarta serta mendapat uang saku.

Akhirnya sekitar pukul 02.45 WIB hari Rabu, 25 Oktober 2017, rombongan ini tiba di Stasiun Kiaracondong Bandung. Singkat cerita rombongan beranjak ke destinasi pertama yaitu Observatorium Boscha sebagai pusat pengamatan astronomi Indonesia. Tempat ini merupakan observatorium satu-satunya di Asia Tenggara. Berdirinya Boscha digagasi oleh Karel Albert Rudolf Boscha pada tahun 1923. Lembang  terpilih sebagai tempat dibangunnya observatorium Boscha karena secara geografis memenuhi persyaratan, yaitu dekat dengan garis katulistiwa, kontur tanah yang kuat sehingga bangunan yang berdiri disitu tahan terhadap gempa dengan jangkauan berkekuatan tujuh skala richter, dan dahulu masih belum banyak bangunan yang beridiri disekitar situ sehingga belum banyak penggunaan cahaya. Di tempat inilah para siswa belajar secara langsung tentang ilmu astronomi dan teknologi yang digunakan. Beruntung sekali Choirina Alivia kelas XI BP 2 dapat mencoba teleskop terbesar di Asia Tenggara tersebut dengan mengajukan pertanyaan pertama kepada bapak pemateri.

Pembelajaran di Boscha dibagi menjadi dua sesi, yang pertama dilakukan di ruang observatorium. Dari situ siswa memperoleh ilmu tentang ilmu astronomi, dan juga seluk beluk fungsi teleskop disitu. Setelah puas belajar disitu, para siswa diarahkan menuju ruang multimedia. Disitu siswa disuguhi dengan tayangan mulai dari sejarah berdirinya Boscha sampai hambatan dalam melakukan peneropongan akibat adanya polusi cahaya. Timbulnya polusi cahaya dikarenakan banyaknya bangunan yang didirikan disekitar Boscha, dari bangunan tersebut timbul penggunaan cahaya yang tinggi, sehingga dapat menghalangj pengamatan melalui teleskop. Sesuai harapan dari pihak Boscha ketika ditanyai kami, Boscha ingin mengajak kepada masyarakat untuk membatasi penggunaan cahaya agar tidak menimbulkan polusi cahaya yang dapat menghalangi proses peneropongan.

Dari Observatorium Boscha, perjalanan dilanjutkan ke Floating Market. Di dalam kita bisa menukarkan satu tiket masuk dengan segelas minuman panas, cocok untuk menghangatkan badan di daerah Lembang yang terkenal dingin. Di tempat ini para siswa rehat sebentar sembari menikmati suasana dingin dan pemandangan asri para penjual yang berjajar diatas perahu. Setelah puas berkeliling menyusuri Floating Market, rombongan melakukan check in di FABU hotel. Mereka tiba di hotel sekitar pukul 16.30 WIB.

Pada malam harinya rombongan bertolak menuju Saung Angklung Mang Udjo. Disana rombongan belajar mengenal budaya Sunda khususnya alat musik angklung. Selain itu diawal rombongan telah disambut dengan penampilan interactive show dari Crew Saung Angklung Mang Udjo yang telah mendunia.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 26 Oktober 2017, pukul 08.00 WIB perjalanan berlanjut. Tujuan berikutnya adalah Kampus Universitas Padjajaran Fakultas ISIP (Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). Meskipun kali ini terkhusus pada Fakultas ISIP, namun penjelasan detail tentang kampus ini tetap menyeluruh. Para siswa mendapat penjelasan lebih mendalam mengenai kampus favorit yang menjadi idaman banyak siswa ini. Pada kesempatan ini, bapak Drs. Zain Attamim M.Pd, selaku wakil kepala madrasah, menyampaikan bahwa dari alumni MAN 2 Ponorogo dulu sudah ada yang masuk kampus ini, namun sudah lulus. Maka dari itu beliau berharap melalui kunjungan kampus ini, ada siswa MAN 2 Ponorogo yang tertarik untuk masuk dan diterima di kampus favorit ini. Tak lupa dari pihak MAN 2 Ponorogo memberikan cinderamata khas kebudayaan Ponorogo yaitu Pigura Reog Ponorogo sebagai bentuk penghargaan dan terima kasih kepada Universitas Padjajaran. Setelah itu terdapat sesi foto di Gedung Rektorat Universitas Padjajaran yang mengakhiri kunjungan kampus kali ini.

Berikutnya rombongan melanjutkan perjalanan ke Pasar Grutty Cibaduyut untuk membeli oleh-oleh baju dan makanan khas Kota Bandung. Setelah dirasa puas, perjalanan terus berlanjut menuju Museum Asia Afrika dan Alun-Alun Bandung. Selanjutnya rombongan kembali ke hotel untuk beristirahat agar tetap fresh melanjutkan tour nya di keesokan hari.

Tak terasa hari Jum’at, 27 Oktober 2017 merupakan hari terakhir rombongan berada di Bandung. Pagi harinya rombongan melakukan check out hotel dan bertolak ke destinasi terakhir yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Untuk bisa menyaksikan kawasan ini dari jarak dekat, rombongan harus naik angkutan khusus yang sudah disediakan. Perjalanan yang cukup melelahkan dan suasana dingin khas puncak terbayarkan saat melihat pemandang nan elok Gunung Tangkuban Perahu. Selanjutnya rombongan makan siang sekaligus menikmati wisata di Grafika Cikole. Disana terdapat banyak spot spot foto yang cocok untuk dijadikan kenangan dan koleksi galeri handphone.

Azizah (XI BP 2) mengatakan, “Terus terang, Tour ke Bandung ini mengajarkan kita naik kereta api itu tidak memakan waktu lama karena ini merupakan pengalaman pertama saya naik kereta api. Saya sangat berharap bisa kembali lagi ke Kota Paris Van Java (Bandung) dan berkesempatan untuk mengeksplorasi indahnya pesona Indonesia yang lain. Perjalanan ini begitu menyenangkan karena terlepas dari tugas sekolah yang menumpuk. Kami bisa ber refreshing bersama kawan-kawan kami”.

Reporter : Tim Amanda and Tim WEB MANDAPO

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.