Teliti Pengaruh Gebyar Reyog, Siswi MAN 2 Ponorogo Wakili Jatim di Tingkat Nasional

via RGS Ponorogo. Tiada hari tanpa mencetak prestasi. Itulah siswa/siswi MAN 2 Ponorogo, di mana masa pandemi tidak menyurutkan semangat untuk berbuat yang terbaik tidak hanya untuk sekolah, tapi juga untuk nama harum Ponorogo dikancah nasional.

Salah satu prestasi yang ditorehkan adalah menjadi wakil Jawa Timur untuk maju ke tingkat nasional dalam lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR). Siswi berprestasi tersebut adalah Fadila Intan Nur Asyifa dan Shinta Erisma Rohmah, pelajar kelas XII MAN 2 Ponorogo. Keduanya berhasil menjadi juara 1 bidang ekonomi, dalam ajang Lomba Penelitian Belia (LPB) tahun 2020, yang diselenggarakan CYS. 

Kepada Gema Surya, Fadila Intan mengaku tak menyangka menjadi yang terbaik dalam kompetisi bergengsi tersebut mengingat timnya harus bersaing dengan 800 peserta lain, yang sama-sama mengirimkan proposal secara online. 

Dijelaskan jika penelitiannya itu terkait dengan dampak ekonomi dari pelaksanaan Reyog serentak pertanggal 11 di setiap desa di Ponorogo. untuk mendukung penelitiannya itu, dia mewawancarai sejumlah tokoh Reog di Sukorejo, seniman, pengrajin, pedagang, pemain, penonton, hingga Dinas Pariwisata. Dengan penelitiannya tersebut diharapkan tidak hanya menjadi sekedar prestasi, namun menjadi acuan kebijakan selanjutnya.

Sementara Amru Hidayah, S.Pd M.Pd, guru pembina KIR MAN 2 Ponorogo menambahkan jika Fadila juga berhasil memborong lima bidang dalam lomba berjenjang di tingkat provinsi Jatim itu. Selain itu, MAN 2 Ponorogo juga juara 2 dan 3  bidang Sosiologi dan juara 3 bidang Ilmu Hayati, dan juara harapan bidang Psikologi.

Nantinya juara lomba diundang sebagai peserta lomba peneliti belia tingkat nasional. Menariknya semua prestasi yang diraih dilakukan secara daring karena masih dalam masa pandemi.

Tentu saja prestasi yang membanggakan tersebut, mendapat apresiasi khusus dari kepala MAN 2 Ponorogo, Nastain, S.Pd, M.Pd.I Pihaknya mengaku bersyukur dan bangga, karena anak didiknya tetap produktif dan berkarya di tengah pandemi.

Prestasi tersebut juga sebagai salah satu bukti, berjalannya program MAN 2 Ponorogo, sebagai Madrasah Research Nasional. Pihaknya sudah mengembangkan penelitian-penelitian di sekolahnya selama 4 tahun terakhir. Langkah itu dilakukan, karena di Indonesia berdasarkan data LIPI, jumlah penelitinya kalah jauh dibandingkan negara lain. (rl) 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.