Dirgahayu RI ke-74 Mandapo Siap Cetak Generasi Emas
Dirgahayu RI ke-74 Mandapo Siap Cetak Generasi Emas
Dirgahayu RI ke-74 Mandapo Siap Cetak Generasi Emas

Dirgahayu RI ke-74: Mandapo Siap Cetak Generasi Emas | Ponorogo (17/8)- Matahari bersinar terang pagi itu. Mengiringi semangat Paskibra MANDAPO yang telah datang mempersiapkan diri sejak petang. Lapangan MAN 2 Ponorogo yang biasanya tampak lengang, kini riuh oleh senyum para siswa dan bapak ibu guru yang siap melaksanakan upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74.

Upacara pagi itu terasa istimewa. Sebab, segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan sangat matang. “Langkah tegap maju… Jalan!”, suara komandan plenton Paskibra memecah keheningan. Langkah mereka yang rancak dan berirama, menimbulkan decak kagum para peserta. Lagu Indonesia Raya dikumandangkan untuk mengiringi prosesi pengibaran Sang Saka.

“Persiapan yang dilakukan kurang lebih 3 minggu. Kami mempersiapan ini dengan serius agar mendapatkan hasul yang maksimal. Alhamdulillah acara hari ini berjalan dengan lancar.” ujar Fauly kelas XI IPS 1, salah satu pasukan anggota 17 Paskibraka MAN 2 Ponorogo dalam kegiatan ini.

Perempuan yang juga merupakan anggota pramuka itu, juga mengaku rela meninggalkan pelajaran demi menjalankan kewajiban untuk mengibarkan bendera merah putih. “Kulit menghitam dan ketinggalan pelajaran ndak jadi masalah, rasanya sebanding dengan kebanggaan saat bisa mengibarkan bendera merah putih dalam hari kemerdekaan ini,” imbuhnya.

Pembacaan naskah proklamasipun tak lupa dilakukan. Suara lantang Pak Wilson dalam membacakan naskah proklamasi menyulut semangat nasionalisme para peserta. Acara lalu dilanjutkan dengan amanat pembina upacara.

Dirgahayu RI ke-74 Mandapo Siap Cetak Generasi Emas
Dirgahayu RI ke-74 Mandapo Siap Cetak Generasi Emas

Mengusung tema “Sumber Daya Manusia Unggul, Indonesia Maju”, Kepala MAN 2 Ponorogo, Bapak Nasta’in berpesan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak ada artinya jika kualitas pendidikan di Indonesia masih di bawah rata-rata. “Kualitas pendidikan Indonesia termasuk menempati peringkat buruk diantara negara-negara berkembang lain. Padahal kita sudah 74 tahun merdeka. Tentu ini merupakan tamparan keras,” ujar Pak Nasta’in membuka pidato.

Pak Nasta’in berpesan agar para guru dan siswa saling membuka diri terhadap kemajuan teknologi. Guru dan siswa juga dituntut untuk selalu berpemikiran terbuka dan mengupayakan diri menjadi orang yang unggul agar negara ini tidak lagi terjajah. “Tentu saja harus diiringi dengan iman, akhlak yang baik, serta tidak meninggalkan ajaran moral dan agama”, imbuhnya.

Savira/tim jurnalis madapo.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.