MAN 2 Ponorogo Gelar Kegiatan Entrepreneurship, Pelatihan Membatik
MAN 2 Ponorogo Gelar Kegiatan Entrepreneurship, Pelatihan Membatik
MAN 2 Ponorogo Gelar Kegiatan Entrepreneurship, Pelatihan Membatik

manduaponorogo.sch.id | MAN 2 Ponorogo Gelar Kegiatan Entrepreneurship, Pelatihan Membatik. (19/November/2016). Dalam rangka menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi peserta didiknya, MAN 2 Ponorogo menggelar kegiatan entrepreneurship. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pelatihan membatik. Bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan ‘SASONO BATIK LUKIS PONOROGO’ kegiatan digelar selama tiga hari ini (17-18 November 2016). Kegiatan yang melibatkan seluruh siswa kelas XI ini dilaksanakan di GOR MAN 2 Ponorogo. Siswa terbagi dalam 51 kelompok. Mengawali kegiatan, dilaksanakan acara seremonial pembukaan yang dipimpin oleh bapak Nasta’in, selaku kepala madrasah. Bapak dan ibu waka, guru BK, guru kesenian, dan seluruh wali kelas XI turut hadir dalam acara seremonial pembukaan ini. Para siswa sangat antusias mengikuti kegiatan. Hal ini terlihat dari keseriusan dan kekompakan kelompok untuk berlomba menghasilkan karya yang luar biasa.

“Saking antusiasnya para peserta, belum sampai penyampaian teori membatik selesai, mereka sudah mulai membatik,” ujar bapak Guntur Sasono, selaku tim pelatih dengan senyum khasnya.

Sementara itu, ibu Yuliana, selaku ketua panitia menuturkan, “Kegiatan entrepreneurship ini bertujuan untuk memberikan bekal life skiil dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi peserta didik. Menggunggah semangat mereka untuk memiliki etos kerja yang tinggi, ulet, dan selalu bergerak untuk bisa produktif. Kami ingin peserta didik kita memiliki pola pikir, bahwa ketika masuk dunia kerja, tidak hanya mengharapkan untuk bisa ‘melamar’ pada lapangan pekerjaan yang ada. Tetapi, bagaimana mereka tergugah untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya dan bagi orang-orang di sekelilingngya. Salah satu bekal keterampilan yang kita berikan adalah membatik. Pelatihan membatik kita pilih karena selain untuk meningkatkan kecintaan pada tradisi budaya bangsa, banyak pelajaran berharga yang bisa didapatkan dari membatik. Mulai dari melatih kesabaran, ketekunan, dan ketelatenan, sampai pada melatih kepekaan intuisi ketika menorehkan canting dan kuas pada kain.

Kegiatan peserta pelatihan pada hari pertama adalah mencanting pada pola yang telah mereka buat sebelumnya. Pada tahap inilah kesabaran mereka diuji. Kepekaan intuisi untuk menggerakkan canting mengikuti pola yang sudah ada menentukan keindahan corak batik yang dihasilkan. Hari kedua dilanjutkan dengan tahap pewarnaan dan penjemuran. Pada tahap ini kegiatan bertambah seru. Siswa berkreasi untuk memadukan warna dan dengan lihai menggerakkan kuas di atas kain. Pada hari ketiga dilanjutkan dengan tahap ‘penggodokan‘. Sekitar pukul 11.00 WIB dilaksanakan seremonial penutupan, yang dipimpin oleh bapak Taufik Effendi, selaku waka kurikulum. Sebelum seremonial penutupan, peserta pelatihan mendokumentasikan kegiatan dengan berfoto bersama kelompok dan hasil karya mereka.

“Kegiatan ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi kami. Mulai dari kesabaran, ketekunan, bagaimana bekerja sama dalam tim, sampai belajar saling menghargai pendapat ketika menuangkan ide untuk menorehkan warna memperindah hasil karya kelompok. Materi motivasi tentang interpreneurship yang disampaikan oleh bapak Guntur di awal acara menggugah saya untuk menjadi pribadi yang produktif, yang tidak hanya diam menunggu tetapi terus bergerak untuk mencari peluang. Selain itu, melalui kegiatan ini, wawasan kami terhadap budaya bangsa, khususnya membatik juga bertambah luas. Kami sangat berharap semoga batik Indonesia semakin berkembang. Para generasi muda tidak malu untuk menggunakan corak batik sebagai fashion mereka. Karena corak batik adalah warisan budaya indonesia. Batik sejak dulu berasal dari indonesia, dari asal namanya amba (menggambar), tik (menulis). Jadi marilah kita saling menjaga warisan leluhur, agar tidak ada negara lain lagi yang mengklaimnya sebagai budaya mereka. Jika bukan kita para generasi muda, siapa lagi yang akan mewarisinya?” Begitulah harapan Dyah Ayu, siswi kelas XI MIA 6 setelah acara membatik ini usai.

Tim web man 2 ponorogo. Reporter: Tiffany Wafi, Risma, Bety Widya, Zukma Adelia. Editor: Yln.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.